Minggu, 11 Februari 2018

Sejarah Persiba Bantul







Image result for gambar logo persiba bantul



Sejarah

Persiba Bantul berdiri pada tanggal 21 September 1967,  dengan tujuan pokok sesuai AD/ART. AD/ART adalah proses kelanjutan gerakan sepak bola nasional yang diawali dengan berdirinya PSSI 19 April 1930 di Yogyakarta, atau lebih mengacu pada tujuan utama terbentunya PSSI tetapi diterapkan juga pada Persiba Bantul, yaitu sepakbola merupakan olahraga yang sangat dikenal, digemari dan telah merakyat di Indonesia, yang berupakan sarana untuk menunjang pembangunan Bangsa Indonesia khususnya dalam meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki jasmani yang sehat dan kuat dalam rangka membawa nama baik nama bangsa Indonesia dalam percaturan bidang olaharaga nasional.
Perjalanan Persiba Bantul sangatlah panjang dan mengalami naik turun dalam prestasi maupun manajemennya. Hal ini dikarenakan pengurusan dan dana pada masa dulu masih ditopang pada bantuan atau APBD dari pemerintah, dan iuran dari KORPRI.
Tetapi pengurus tidak pernah putus asa, terbukti dengan kompetisi intern PERSIBA berjalan dengan mulus dan lancar, bahkan merupakan kegiatan kompetisi yang berjalan paling baik di DIY. Untuk prestasi yang paling tinggi, PERSIBA hanya masuk dalam babak pertama untuk tingkat nasional setelah menjuarai tingkat Pengda PSSI DIY, itupun karena PSIM dan PSS telah masuk di Divisi Satu dan Liga Utama. Letak kegagalan tersebut disamping karena dana yang minim, juga karena sumber daya yang pas-pasan, sedang tim lain ditunjang oleh dana yang cukup juga pemain berkualitas yang diambil dari luar daerah mereka.
Sosok Drs. H.M. Idham Samawi di Persiba Bantul membaut kompetisi antar perkumpulan anggota Persiba berjalan lancer dengan dukungan dana dari pemerintah kabupaten Bantul. Hingga juara dari masing-masing divisi diberikan uang pembinaan yang merupakan barang langka pada kompetisi-kompetisi sebelumnya di tanah Bantul.
Gebrakan Idham Samawi dimulai ketika Liga Remaja kelompok umur dibawah usia 18 tahun yang tampil ditingkat nasional, yang baru pertama kali terjadi dipersepakbolaan Bantul. Perstasi yang mengejutkan lainnya yaitu ketika Persiba Bantul merekrut pelatih nasional Andi Lala untuk menangani tim liga remaja tahun 2003, yang awalnya Persiba menargetkan masuk 16 besar nasional secara mengejutkan berhasil masuk  enam besar nasional dari 400 anggota PSSI.
Setelah menunggu 37 Tahun Persepakbolaan Kabupaten Bantul tepatnya pada tahun 2004 Persiba Bantul mampu promosi atau masuk ke Divisi satu Liga Indonesia. Peran Idham Samawi sangatlah berpengaruh besar dalam keberhasilan ini, tidak lain dari dukungan dana dari APBD Kabupaten Bantul dengan persetujuan DPRD.
Tahun 2005 Persiba Bantul mendapat kepercayaan dari PSSI pusat untuk melanjutkan pembinaan pemain masa depan Indonesia, hingga Timnas Indonesia U-20 dititipkan  di Bantul untuk pembinaan dan diikutsertakan dalam kompetisi PSSI Liga Nasional Tahun 2005, padahal ada beberapa klub yang meminangnya.
Perjuangan Divisi satu menuju Divisi Utama
Tahun 2006 Persiba Bantul berlaga di kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia dengan materi dan persiapan lebih matang untuk mengarungi kompetisi. Namun pada tanggal 27 Mei 2006 Yogyakarta di guncang gempa bumi sehingga memaksa semua tim dan kompetisi lokal dari DIY berenti, tidak terkecuali Persiba Bantul harus mengundurkan diri ajang kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia. Begitu juga kompetisi Lokal Pengcap PSSI Kab. Bantul harus berhenti.
Memasuki kompetisi tahun 2007, Persiba Bantul mempersiapkan diri untuk berkompetisi di Divisi Satu Liga Indonesia dengan target Promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia. Dengan mendatangkan pemain-pemain berkualitas, dengan dukungan suporter dan manajemen Persiba Bantul mampu Promosi Ke Divisi Utama.
Divisi Utama dan ISL/IPL
Pada musim kompetisi Divisi Utama 2010/2011 Persiba Bantul mampu promosi ke ISL dengan status Juara I Divisi Utama dengan mengalahkan Persiraja Banda Aceh. Sebagai tim promosi yang berhak naik kasta ke kompetisi teratas, maka Persiba Bantul harus lolos verifikasi seleksi dari AFC untuk mengikuti kompetisi. Agar lolos verifikasi maka Persiba Bantul menandatangani MoU dengan Bandung FC di Mess Persiba, Alasan aspek legal dan financial yang harus dipenuhi sebelum mengikuti kompetisi.
Namun ketika PSSI kisruh dan terpecah menjadi dua kubu, bahkan kompetisi terpecah menjadi ISL dan IPL. Persiba sendiri memilih mengikuti kompetisi IPL namun sayang kompetisi ini sendiri hanya melakukan kompetisi setengah musim saja, dan Persiba Bantul kembali ke kompetisi ISL.
Di penghujung IPL musim 2013 Persiba Bantul didaulat menjadi tuan rumah penyelenggaraan Play Off peserta ISL 2014 dan alhasil menjadi Peserta ke 22 di ISL 2014. Namun perjalanan di ISL kurang mulus dan hanya finish sebagai juru Kunci Grub timur dan terpaksa terdegradasi kembali Ke Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2015
Stadion
Stadion Sultan Agung merupakan kebanggaan warga kabupaten Bantul pada umumnya dan khususnya penggemar olahraga sepak bola. Stadion megah ini dilengkapi dengan sistem dehinrase modern dan rumput standar eropa yang dilengkapi dengan 4 tiang lampu 1200 lux yang terpasang di sudut lapangan sebagai alat penerangan pertandingan di malam hari. Stadion ini memiliki kapasitas hingga 35.000 penonton.
Prestasi Persiba Bantul
Juara I  Divisi Utama LI : 2010-2011 (Promosi ke Kasta tertinggi)
Piala Gubernur Aceh : 2011 (Runner up)
Cilacap Cup : 2010 (Juara I)
Batik Cup : 2012 (Juara I)

3 komentar:

Keutamaan sholat dhuha